Perkalian Titik
Misalnya diketahui vektor A dan B sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Perkalian titik antara vektor A dan B dituliskan sebagai A.B (A titik B).
Dengan demikian, kita definisikan A.B sebagai besar vektor A yang dikalikan dengan komponen vektor B yang sejajar dengan A. Secara matematis dapat kita tulis sebagai berikut :
Karenanya perkalian titik disebut juga perkalian skalar. Bagaimana jika perkalian titik antara vektor A dan B dibalik menjadi B.A ? sebelum kita definisikan B.A, terlebih dahulu kita gambarkan proyeksi dari vektor A terhadap vektor B (lihat gambar di bawah).
Berdasarkan gambar ini, kita dapat mendefinisikan B.A sebagai besar vektor B yang dikalikan dengan komponen vektor A yang sejajar dengan B. Secara matematis dapat kita tulis sebagai berikut :
A.B = B. A
Beberapa hal dalam perkalian titik yang perlu anda ketahui :
1. Perkalian titik memenuhi hukum komutatif
A.B = B.A
2. Perkalian titik memenuhi hukum distributif
A. (B + C) = A.B + A.C
3. Jika vektor A dan B saling tegak lurus, maka hasil perkalian titik A.B = 0
4. Jika vektor A dan vektor B searah, maka A.B = AB cos 0o = AB
Ketika vektor A dan B searah, maka sudut yang dibentuk adalah 0o. Cos 0 = 1.
(anda jangan bingung dengan AB dan BA. Besar AB = besar BA. Misalnya besar vektor A = 2. besar vektor B = 3. maka A.B = 2.3 = 6; ini sama saja dengan B.A = 3.2 = 6. dipahami perlahan-lahan ya…)
Syarat lain dari dua vektor yang searah, jika A = B maka diperoleh
A.A = A2 atau B.B = B2
5. Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah (ketika dua vektor berlawanan arah maka sudut yang dibentuk adalah 180º), maka hasil perkalian A.B = AB cos 180º = AB (-1) = -AB.
Cos 180º = -1.
Contoh soal :
Sebuah
vektor A memiliki besar 4 satuan dan vektor B memiliki 3 satuan.
Tentukan hasil perkalian titik dari kedua vektor jika sudut yang
dibentuk oleh kedua vektor adalah 60º, 90º dan 180o
Panduan jawaban :
Latihan soal :
Dua
vektor A dan B masing-masing besarnya 6 satuan dan 4 satuan. Tentukan
perkalian titik antara kedua vektor jika sudut yang terbentuk adalah 30o, 60o, 90o, 120o, 150o, 180o
Perkalian Silang
Perkalian silang dari dua vektor, misalnya vektor A dan B ditulis sebagai A x B (A silang B). Perkalian silang dikenal dengan julukan perkalian vektor, karena hasil perkalian ini menghasilkan besaran vektor.
Misalnya vektor A dan vektor B tampak seperti gambar di bawah.
Untuk mendefinisikan perkalian silang antara vektor A dan B (A x B), kita gambarkan vektor A dan B seperti gambar di atas, dan digambarkan juga komponen vektor B yang tegak lurus pada A (lihat gambar di bawah), yang besarnya sama dengan B sin teta
Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan besar perkalian silang vektor A dan B (A x B) sebagai hasil kali besar vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus pada vektor A.
Secara matematis kita tulis sebagai berikut :
Bagaimana jika perkalian silang antara vektor A dan B (A x B) kita balik menjadi B x A ?
Terlebih dahulu kita gambarkan vektor B dan A serta komponen vektor A yang tegak lurus pada B (amati gambar di bawah…)
Berdasarkan gambar ini, kita dapat mendefinisikan perkalian silang antara vektor B dan A (B x A) sebagai hasil kali besar vektor B dengan komponen vektor A yang tegak lurus pada vektor B. Secara matematis ditulis :
BAGAIMANA DENGAN ARAH VEKTOR A x B DAN ARAH VEKTOR B x A ?
Arah perkalian silang A x B
Perkalian
silang adalah perkalian vektor, sehingga selain hasil perkaliannya
memiliki besar alias nilai dan arah. Besar haasil perkalian vektor telah
kita turunkan di atas, sekarang kita menentukan arahnya. Untuk
menentukan arah A x B, terlebih dahulu kita gambarkan vektor A dan B seperti gambar di bawah. Kedua vektor ini kita letakan pada suatu bidang (sambil lihat gambar di bawah ya….)
Kita definisikan perkalian silang A x B sebagai suatu vektor yang tegak lurus bidang di mana vektor A dan B berada.
Arah
C tegak lurus bidang di mana vektor A dan B berada. Kita dapat
menggunakan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah C. Jika kita
menggenggam jari tangan di mana arahnya berlawanan dengan arah putaran
jarum jam, maka arah C searah dengan arah ibu jari menuju ke atas.
Arah perkalian silang B x A
Untuk menentukan arah B x A, terlebih dahulu kita gambarkan vektor B dan A seperti gambar di bawah. Kedua vektor ini kita letakan pada suatu bidang (sambil lihat gambar di bawah ya….)
Arah C tegak lurus bidang di mana vektor B dan A berada. Kita dapat menggunakan kaidah tangan kanan untuk menentukan arah C. Jika kita menggenggam jari tangan di mana arahnya searah dengan arah putaran jarum jam, maka arah C searah dengan arah ibu jari menuju ke bawah.
A x B tidak sama dengan B x A.
Hasil perkalian silang menghasilkan besaran vektor, di mana selain
mempunyai besar, juga mempunyai arah. Pada penurunan di atas, arah A x B berlawanan arah dengan B x A.
Beberapa hal dalam perkalian silang yang perlu anda ketahui :
a) Perkalian silang bersifat anti komutatif.
A x B = - B x A
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah hasil perkalian silang B x A berlawanan arah dengan A x B.
b) Jika kedua vektor saling tegak lurus maka sudut yang dibentuk adalah 90o. Sin 90o = 1. Dengan demikian, nilai alias besar hasil perkalian silang antara vektor A dan B akan tampak sebagai berikut.
Ingat ya, ini adalah nilai atau besar hasil perkalian silang.
c) Jika kedua vektor searah, maka sudut yang dibentuk adalah 0o. Namanya juga segaris…
Sin 0o = 0. Dengan demikian, nilai alias besar hasil perkalian silang antara vektor A dan B akan tampak sebagai berikut.
Hasil perkalian silang antara dua vektor yang searah alias segaris kerja sama dengan n0L.
PERKALIAN VEKTOR DAN SKALAR MENGGUNAKAN KOMPONEN VEKTOR SATUAN
Vektor Satuan
Vektor satuan (unit vektor)
merupakan suatu vektor yang besarnya = 1. vektor satuan tidak mempunyai
satuan. Vektor satuan berfungsi untuk menunjukan suatu arah dalam
ruang. Untuk membedakan vektor satuan dari vektor biasa maka di atas
vektor satuan disisipkan tanda ^
Untuk memudahkan pemahaman dirimu, perhatikan contoh berikut ini. Misalnya terdapat sebuah vektor F sebagaimana tampak pada gambar di bawah.
Kita dapat menyatakan hubungan antara vektor komponen dan komponennya masing-masing, sebagai berikut :
Kita dapat menulis vektor F dalam komponen-komponennya sebagai berikut :
Misalnya terdapat dua vektor, A dan B pada sistem koordinat xy, di mana kedua vektor ini dinyatakan dalam komponen-komponennya, sebagaimana tampak di bawah :
Bagaimana jika vektor A dan B dijumlahkan ? gampang…
Jika vektor A dan B dijumlahkan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut :
Dibaca perlahan-lahan. Jika belum dipahami, diulangi lagi…….
PERKALIAN TITIK MENGGUNAKAN KOMPONEN VEKTOR SATUAN
Kita dapat menghitung perkalian skalar secara langsung jika kita mengetahui komponen x, y dan z dari vektor A dan B (vektor yang diketahui).
Untuk
melakukan perkalian titik dengan cara ini, terlebih dahulu kita lakukan
perkalian titik dari vektor satuan, setelah itu kita nyatakan vektor A dan B dalam komponen-komponennya, menguraikan perkaliannya dan menggunakan perkalian dari vektor-vektor satuannya.
Sekarang
kita nyatakan vektor A dan B dalam komponen-komponennya, menguraikan
perkaliannya dan menggunakan perkalian dari vektor-vektor satuannya.
Kita
bisa menyimpulkan bahwa perkalian skalar alias perkalian titik dari dua
vektor adalah jumlah dari perkalian komponen-komponennya masing-masing.
Gampang khaen ? di atas, mari kita kerjakan latihan soal di bawah ini
Contoh Soal 1 :
Besar vektor A dan B berturut-turut adalah 5 dan 4, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Sudut yang terbentuk adalah 90o. Hitunglah perkalian titik kedua vektor tersebut…
Panduan jawaban :
Sebelum kita menghitung perkalian titik vektor A dan B, terlebih dahulu kita ketahui komponen vektor kedua tersebut.
Ax = (5) cos 0o = (5) (1) = 5
Ay = (5) sin 0o = (5) (0) = 0
Az = 0
Bx = (4) cos 90o = (4) (0) = 0
By = (4) sin 90o = (4) (1) = 1
Bz = 0
Vektor A hanya mempunyai komponen vektor pada sumbu x dan vektor B hanya mempunyai komponen vektor pada sumbu y. Komponen z bernilai nol karena vektor A dan B berada pada bidang xy.
Sekarang kita hitung perkalian titik antara vektor A dan B menggunakan persamaan perkalian titik dengan vektor komponen :
A . B = Ax Bx + AyBy + AzBz
A . B = (5) (0) + (0) (1) + 0
A . B = 0 + 0 + 0
A . B = 0
Masa sich hasilnya nol ?
Coba kita bandingkan dengan cara pertama
Hasilnya sama to
Contoh Soal 2 :
Besar vektor A dan B berturut-turut adalah 5 dan 4, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Hitunglah perkalian titik kedua vektor tersebut, jika sudut yang terbentuk adalah 30o
Panduan jawaban :
Sebelum kita menghitung perkalian titik vektor A dan B, terlebih dahulu kita ketahui komponen vektor kedua tersebut.
Komponen z bernilai nol karena vektor A dan B berada pada bidang xy.
Sekarang kita hitung perkalian titik antara vektor A dan B menggunakan persamaan perkalian titik dengan vektor komponen :
Coba kita bandingkan dengan cara pertama.
Hasilnya sama to ? guampang….
PERKALIAN SILANG MENGGUNAKAN KOMPONEN VEKTOR SATUAN
Kita
dapat menghitung perkalian silang secara langsung jika kita mengetahui
komponen vektor yang diketahui. Urutannya sama dengan perkalian titik.
Dengan berpedoman pada persamaan perkalian vektor yang telah diturunkan sebelumnya (A x B = AB sin teta) dan sifat anti komutatif dari perkalian vektor (A x B = - B x A), maka kita peroleh :
Sekarang kita nyatakan vektor A dan B dalam komponen-komponennya, menguraikan perkaliannya dan menggunakan perkalian dari vektor-vektor satuannya.
Hasil perkalian antara vektor satuan telah kita peroleh seperti yang tampak di bawah.
Sekarang kita masukan hasil ini ke dalam perkalian silang antara vektor komponen
Jika C = A x B, maka komponen-komponen dari C adalah sebagai berikut :